Menanti Kereta Cepat Impian Rakyat


Indonesia merupakan salah satu negara terpadat di dunia dengan jumlah penduduk sebesar 257.912.349 jiwa juta, data per 30 juni 2016. Pertumbuhan penduduk yang tinggi ini tidak hanya menimbulkan masalah kepadatan penduduk saja, pengangguran, ataupun tingkat kesejahteraan yang rendah, tetapi juga menimbulkan masalah kompleks lainnya, salah satunya masalah lainnya adalah masalah transportasi.

Dengan jumlah penduduk yang sangat banyak, tingkat kepadatan terkonsentrasi di kota-kota besar, sebagai dampak adanya arus urbanisasi. Beberapa kota besar di Indonesia dihadapkan pada masalah kemacetan. Jakarta sebagai ibu kota negara, pusat pemerintahan, dan sekaligus pusat perekonomian dikenal sebagai salah satu kota paling macet di dunia. Ibukota negara ini terhubung dengan beberapa kota besar lainnya di kota Jawa seperti Bogor, Bandung, Jogjakarta dan Surabaya.

Kota-kota tersebut dikenal sebagai kota yang paling dinamis dengan mobilitas penduduknya yang sangat tinggi dari kota yang satu ke kota yang lain. Selain sebagai pusat pemerintahan, Jakarta juga dikenal sebagai kota industri, pariwisata dan juga kota pelajar. Selama 72 tahun, PT. KAI telah mengabdi dengan memberikan pelayanan di bidang transportasi yang menghubungkan beberapa kota besar tersebut baik di Jawa maupun di luar Jawa.

Berbicara mengenai pelayanan jasa transportasi kereta api, perhatian masyarakat tidak jauh dari bentuk pelayanan kepada penumpang kereta api yang meliputi penyediaan berbagai sarana penunjang seperti layanan kereta api penumpang atau barang, sumber daya manusia yang memadai, fasilitas di stasiun, keselamatan di perjalanan, infrastruktur yang memadai juga diharapkan dapat mengedepankan rasa aman dan kenyamanan.

Dalam beberapa tahun belakangan ini, PT. KAI telah melakukan pembenahan di sana–sini dalam meningkatkan kualitas pelayanan jasa transportasi kepada masyarakat. Mempercantik tampilan stasiun menjadi lebih bersih, rapi dan tertib. Jika dulu, kita banyak menjumpai pedagang asongan menawarkan dagangannya ke dalam kereta api dan membuat ketidaknyamanan penumpang, sekarang sudah tidak lagi dijumpai. Fasilitas juga semakin baik dengan adanya pelayanan petugas yang cukup ramah. Kebersihan dan kenyamanan di dalam gerbong pun juga terjaga. Setiap waktu secara berkala, petugas kebersihan melayani penumpang untuk mengambil sampah. Fasilitas pendingin ruangan di dalam gerbong juga menambah rasa nyaman pada penumpang selama dalam perjalanan.

Peningkatan kualitas pelayanan PT. KAI dibuktikan dengan adanya trend kenaikan penumpang kereta api lima sejak tahun terakhir yaitu sejak tahun 2011 sampai dengan 2016 yang menunjukkan trend positif yaitu sebesar 1,43%, 0,07%, 0,28%, 0,17%, 0,08% dengan jumlah penumpang seperti yang dijelaskan pada tabel di bawah ini :

Tabel Data Jumlah Penumpang KAI (dalam ribuan orang)
Wilayah Kereta Api
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
Jabodetabek
121105
134088
158483
208496
257531
280589
Non Jabodetabek (Jawa)
72936
63707
53532
64108
63090
65249
Jawa (Jabodetabek+Non Jabodetabek)
194041
197795
212015
272604
320621
345839
Sumatera
5296
4384
3995
4904
5324
5981
Total
199337
202179
216010
277508
325945
351820
(Sumber : data diolah Biro Pusat Statistik)

Data resmi yang bersumber dari Biro Pusat Statistik menunjukkan bahwa kereta api merupakan salah satu moda transportasi yang paling diminati dan telah menjadi bagian dari kehidupan banyak orang. Selain sebagai salah satu alternatif pengurai kemacetan, moda transportasi ini juga diharapkan dapat memberikan jasa pelayanan angkutan publik yang memadai, yaitu jasa pelayanan yang cepat, aman dan nyaman. Sudah saatnya jasa layanan transportasi kereta api Indonesia selangkah lebih maju lagi seperti yang telah dilakukan oleh beberapa negara di dunia.

Kecanggihan teknologi tidak bisa dihindari lagi. Hadirnya kereta cepat merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi. Mengingat rute-rute panjang jalur kereta api yang menghubungkan beberapa kota besar di Indonesia cukup berpengaruh pada denyut nadi perekonomian negeri ini. Perjalanan yang cukup lama sekitar 12 jam rute Jakarta -Surabaya jika dipangkas menjadi 5 jam saja. tentunya akan semakin membantu para pelaku ekonomi. mengingat dua kota ini merupakan kota terbesar di Indonesia dengan aktivitas perekonomian yang tinggi pula.

Hingga kini, setidaknya sudah ada 20 negara yang mengoperasikan layanan kereta cepat antara lain Inggris, Prancis, Jerman, Belgia, Spanyol, Italia, Turki, Jepang, Cina, Korea, Taiwan, dan lainnya. Beberapa negara masih melakukan proses konstruksi termasuk di Saudi Arabia. Selebihnya masih tahap perencanaan pembangunan antara lain Qatar, Maroko, Rusia, Polandia, Portugal, Afrika Selatan, India, Argentina, Meksiko, Singapura, Malaysia, Indonesia, dan Brasil. 

International Union of Railways (IUC) mencatat hingga April 2015 ada 29.792 km jaringan kereta cepat di dunia, mencakup 3.603 rangkaian kereta cepat yang sudah beroperasi. Setiap tahunnya ada 1,6 miliar penumpang yang terangkut oleh kereta cepat, antara lain 800 juta penumpang di Cina, 355 juta penumpang di Jepang, 130 juta di Prancis, dan 315 juta di berbagai negara lainnya. Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terpadat di dunia tidak boleh ketinggalan tren karena penggunaan kereta cepat sudah mendunia. Dan ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah RI di era pemerintahan  Jokowi – J iniK.

Untuk menjawab tantangan ini kreativitas pemerintah melalui Kementerian Perhubungan sangatlah diperlukan. Seperti yang dilansir dalam beberapa media, Kementerian Perhubungan menyatakan siap beradaptasi dengan produk iptek di bidang transportasi guna memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat Indonesia. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan pihaknya telah melakukan kajian terkait moda transportasi berkecepatan tinggi yang diharapkan bisa menjadi salah satu solusi dalam memecahkan masalah kemacetan di Indonesia.

Seiring dengan perkembangan transportasi kereta api di dunia sekarang ini, bentuk pelayanan transportasi yang bermutu tinggi yaitu cepat, aman dan nyaman dapat dijawab dengan inovasi teknologi yang tinggi pula. Berbicara masalah inovasi teknologi industri kereta cepat khususnya di Asia, dalam beberapa tahun belakangan ini sangat tidak mungkin tidak menyertakan Jepang dan juga China. Seperti kita ketahui Jepang adalah pemain lama di bidang inovasi teknologi. Sedangkan China merupakan pendatang baru yang melesat sang cepat. China ibarat naga yang tumbuh dalam diam. Jepang dan China juga menjadi rival sejati dalam hal persaingan pembangunan kereta cepat di dunia. Kedua negara berlomba-lomba menawarkan teknologi “kereta peluru” mereka ke berbagai benua.

Teknologi kereta cepat Jepang pertama kali ditandai dengan dioperasikannya kereta cepat Shinkansen pada 1 Oktober 1964 dalam rangka mendukung penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 1964. Sebagai negara pertama pengguna kereta cepat, Jepang mencatat rekor mulus. Hingga kini selama 50 tahun terakhir, belum ada insiden kecelakaan fatal yang menimpa kereta cepat Shinkansen. dalam memberikan layanan pada masyarakat Jepang.

Menurut majalah The Economist, tidak seperti Perancis dan China daratan di Jepang tidak seluas di kedua negara tersebut. Jepang adalah negara dengan kontur/bentuk pulau yang berkelok kelok dan juga rawan gempa. Sehingga kereta cepat Shinkansen ini dilengkapi dengan banyak sensor yang dapat mendeteksi gempa dalam skala kecil sekalipun. Selain itu sistem pengereman kereta cepat Shinkansen adalah yang terbaik dibanding kompetitornya. Kereta ini dapat berhenti mendadak dalam jarak 300 meter dari tempat akan terjadi tabrakan. Selain itu kereta cepat Shinkansen memiliki presisi yang tinggi pada waktu tempuh. sehingga keterlambatan dapat diminimalisir.

Sementara China tergolong pendatang baru dalam industri kereta cepat di dunia. Namun, perkembangan industri kereta cepat China sangat pesat. Cina punya jaringan kereta cepat lebih dari 13.000 km atau sedikitnya 50 persen jaringan kereta cepat yang ada di dunia. China memiliki 1 rute kereta cepat terpanjang di dunia yaitu 2.298 km. Namun, perkembangan pesat industri kereta cepat Cina dinodai oleh sejumlah catatan kecelakaan yang menewaskan puluhan orang. Berbicara mengenai pelayanan jasa transportasi kereta api, bukan hanya pada persoalan kecepatan. Mutu yang terdepan tidak hanya mengandalkan kecepatan saja, tetapi juga masalah keselamatan penumpang.

Belajar dari pengalaman sebelumnya ada catatan-catatan penting yang harus dikaji lebih mendalam dalam menentukan kebijakan. China telah berhasil menelikung Jepang dalam kompetisi pembangunan kereta api cepat Jakarta - Bandung. Padahal sebelumnya, pada tahun 2008 pembangunan proyek kereta api cepat yang digagas oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini telah menunjuk Jepang melalui Japan Internasional Corporation Agency (JICA) untuk melakukan studi kereta cepat sepanjang 700 km.

Dalam waktu dekat Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan akan merealisasikan proyek kereta cepat dengan rute Jakarta – Surabaya yang diperkirakan menelan investasi dengan nilai awal sekitar Rp. 70 - Rp. 80 trilyun. Untuk segera menyusul proyek kereta cepat rute Jakarta - Bandung yang sedang dalam tahap pengerjaan dengan menggandeng China. Kebijakan Indonesia untuk memutuskan memilih China dianggap dapat memberikan keuntungan yang lebih banyak dibandingkan dengan memilih Jepang. Tidak hanya menawarkan teknologi tinggi tapi China juga menawarkan investasi sekitar Rp72 trilyun jauh diatas angka yang ditawarkan Jepang. Sehingga China lebih dianggap memenuhi syarat untuk membangun proyek tersebut.

Disamping itu tidak adanya jaminan pemerintah terhadap proyek tersebut serta tidak mengganggu APBN menjadi salah satu faktor keputusan Indonesia seperti yang diminta oleh Jepang. Dengan investasi tak kurang dari 5,573 miliar dollar Amerika Serikat (AS), Konsorsium BUMN Indonesia dan Konsorsium China Railways menggarap proyek besar tersebut dengan skema business to business. Namun setelah hampir dua tahun sejak groundbreaking dilakukan, pengerjaan proyek kereta api cepat Jakarta -Bandung mengalami berbagai kendala. Selain terbentur pada peliknya masalah pembebasan lahan, pemerintah juga merasa kecewa dengan masalah pendanaan dari Bank China yang terhambat realisasinya.

Jika berkaca pada peningkatan pelayanan mutu moda transportasi kereta api yang cepat, aman dan nyaman, sudah waktunya Indonesia bekerja sama dengan Jepang dalam proyek kereta cepat mengingat, Jepang mempunyai sejarah pengalaman dalam pembuatan kereta cepat. Dari sisi teknologi, Indonesia akan mendapatkan kereta yang lebih unggul dan canggih secara teknologi serta tanpa cacat dalam memberikan pelayanan berkaca pada pengalaman Shinkansen selama 50 tahun. Harapan kami sebagai rakyat, apapun itu bentuk kebijakan pemerintah dan dengan negara mana nantinya proyek ini akan digarap. Semoga kereta cepat harapan rakyat itu bisa terlaksana secara cepat. Secepat peluru yang dari moncong senapan dengan kecepatan melesat.

Biro Pusat Statistik 2017, “Jumlah Penumpang Kereta Api, 2006-2017 (Ribu Orang)”, dalam https://www.bps.go.id/diakses pada tanggal 24-9-2017 pukul 10.00 WIB
Dani M DahwilaniPemerintah Segera Realisasikan Kereta Semi Cepat Jakarta – Surabaya”, dalam https://ekbis.sindonews.com/read/1237411/34/pemerintah-segera-realisasikan-kereta-semi-cepat-jakarta-surabaya-1504753869 diakses pada tanggal 24-9-2017 pukul 14.00 WIB
Kementerian Keuangan Indonesia, “Menghadapi Tantangan Ekonomi 2016”, Vol. XI No. 101, 2016, hal 13
Suhendra, “Proyek Kereta Cepat Ketika China Menelikung Jepang”, dalam https://tirto.id/proyek-kereta-cepat-ketika-cina-menelikung-jepang-qeK diakses pada tanggal 24-9-2017 pukul 12.00 WIB

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Minimnya Perlindungan Profesi Guru

Kiat Sukses Menembus Gramedia Ala Amir Faisal