Literasi

02 Dec @Kolom

Belajar membaca adalah satu tahap awal dalam belajar. Diawali dengan mengeja huruf demi huruf, merangkai kata demi kata dan menyambungnya menjadi kalimat yang bermakna sehingga dapat dimengerti oleh orang lain tentang pesan yang disampaikan. Sejatinya membaca adalah mempelajari hubungan antara kata-kata dan tanda-tanda di atas kertas.

Sejak usia dini, yaitu pada masa balita sebenarnya kita telah dikenalkan dengan literasi. seiring dengan berjalannya waktu tidak hanya mengeja dan membaca tetapi ada aktivitas lain yang mengiringinya yaitu menulis dan memaknai. Ketika dalam suatu kesempatan kita melihat seorang anak memegang pensil dan buku, kita akan berkata, anak itu sedang belajar membaca dan menulis. Hal ini sejalan dengan pendapat Grabe & Kaplan (1992) dan Graff (2006) yang mengartikan literacy sebagai kemampuan untuk membaca dan menulis (able to read and write).

Masyarakat kita sebenarnya sudah tidak asing lagi dengan istilah melek aksara sebagai antonim dari kata buta aksara. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ada tiga padanan kata yang lain disamping melek aksara, yaitu keberaksaraan, kemahirwacanaan, dan literasi. Keempat istilah tersebut pada dasarnya berpadanan dan berkemiripan makna karena ketiga istilah pertama merupakan usaha mengindonesiakan istilah literacy yang diserap dari bahasa Inggris.

Seiring dengan perkembangan waktu, saat ini istilah literasi lebih populer dibandingkan dengan ketiga istilah yang lain. Dalam beberapa tahun belakangan ini istilah literasi dikenal semakin luas oleh masyarakat Indonesia melalui Gerakan Literasi Indonesia.

Tapi apakah sebenarnya literasi itu, apa masyarakat sudah banyak yang paham dengan istilah tersebut? Terus terang istilah ini masih awam didengar oleh masyarakat walaupun bagi para akademisi istilah ini sudah dikenal sejak puluhan tahun yang lalu. Banyak orang yang bertanya tentang istilah ini meski pernah mendengar, tapi mereka tidak paham benar apa yang dimaksud dengan ‘Literasi.

Istilah literasi berasal dari kata literacy dalam bahasa Inggris, dan literatus dalam bahasa Latin literatus, artinya "a learned person" atau orang yang belajar. Literasi adalah keberaksaraan, yaitu kemampuan membaca dan menulis. Budaya literasi dimaksudkan untuk melakukan kebiasaan berpikir yang diikuti proses membaca menulis, yang pada akhirnya apa yang dilakukan dalam proses kegiatan tersebut menciptakan karya.

Selanjutnya istilah literasi lebih diartikan sebagai kemampuan baca tulis, kemudian berkembang meliputi proses membaca, menulis, berbicara, mendengar, membayangkan, dan melihat. Berkenaan dengan hal tersebut Richard Kern (2000) mendefinisikan istilah literasi, sebagai berikut.
“Literacy is the use of socially-, and historically-, and culturally- situated practices of creating and interpreting meaning through texts. It entails at least a tacit awareness of the relationships between textual conventions and their context of use and, ideally, the ability to reflect critically on those relationships. Because it is purpose-sensitive, literacy is dinamic – non static – and variable across and within discourse communities and cultures. It drawn on a wide range of cognitive abilities, on knowledge of written and spoken language, on knowledge of genres, and on cultural knowledge.

Dalam perkembangannya, pengertian literasi bukan hanya berkaitan dengan keaksaraan atau bahasa, namun berkembang menjadi konsep fungsional pada dasawarsa 1960-an yaitu literasi berkaitan dengan berbagai fungsi dan keterampilan hidup (Sofia Valdivielso Gomez, 2008). Konsep Literasi untuk selanjutnya dipahami sebagai seperangkat kemampuan mengolah informasi, jauh di atas kemampuan menganalisa dan memahami bahan bacaan. Dengan kata lain, literasi bukan hanya tentang membaca dan menulis, tetapi juga mencakup bidang lain, seperti ekonomi, matematika, sains, sosial, lingkungan, keuangan, bahkan moral (moral literacy).

Pentingnya Literasi
Disadari atau tidak keberadaan literasi memainkan peran yang sangat penting bagi kemajuan suatu bangsa. Betapa fundamental, juga strategisnya literasi bagi masa depan masyarakat dan bangsa. Embrio perkembangan masa depan bangsa ditandai dengan majunya perkembangan ilmu pengetahuan. Sedangkan perkembangan ilmu pengetahuan didapatkan dari membaca. Melalui bacaan berbagai pengetahuan berasal.

Semakin banyak membaca, semakin banyak pula pengetahuan yang didapatkan. Kemampuan membaca dan menulis mempunyai makna mengetahui dan menularkan ilmu pengetahuan kepada orang lain. Efektivitas mentransfer ilmu pengetahuan kepada masyarakat menjadi semakin luas dan cepat karena adanya budaya literasi.

Sejarah mencatat bahwa bangsa yang maju dan unggul peradabannya selalu ditunjang oleh kemajuan literasinya. Masyarakat dikatakan unggul, apabila masyarakatnya senantiasa meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilannya. Sehingga masyarakat itu akan senantiasa mengikuti perkembangan zaman. Masyarakat modern tidak akan bertahan dengan ilmu pengetahuan yang minim karena tuntutan dinamika globalisasi dunia.

Namun yang terpenting, tidak sekadar memiliki ilmu pengetahuan, tapi juga proses memilikinya dan memanfaatkannya. Kemajuan dan keunggulan individu, masyarakat, dan suatu bangsa salah satunya ditentukan oleh adanya tradisi dan budaya literasi yang mantap.

Dinyatakan bahwa literasi adalah jantung kehidupan bangsa. Seperti yang dikutip dari pernyataan seorang tokoh dunia bernama Milan Kuldera yang menyatakan bahwa Jika ingin menghancurkan sebuah bangsa dan peradaban, hancurkan buku-bukunya, maka pastilah bangsa itu akan musnah “.

Tidak dapat dipungkiri bahwa proses belajar itu diawali dari membaca dan menulis. Membaca adalah sebuah perilaku untuk mengetahui, dan mengkaji informasi, sedangkan menulis adalah transformasi dari kegiatan membaca guna menyebarluaskan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang berkembang secara cepat itu tidak mungkin hanya dipelajari melalui proses mendengar atau transisi dari seorang guru, tetapi juga harus melalui proses membaca dan mempelajarinya lebih dalam dengan mengkaji sebuah buku.

Hampir 80-90 persen pengetahuan berasal dari membaca. Menurut Tilaar (1999), membaca adalah proses memberikan arti kepada dunia. Dengan demikian, masyarakat yang gemar membaca akan melahirkan generasi yang belajar (learning society).

Literasi menjadi sangat penting bagi seseorang karena keterampilan dalam literasi berpengaruh terhadap keberhasilan seseorang dalam kehidupannya. Kemampuan literasi (membaca dan menulis) tidak berkembang dengan sendirinya, tetapi perlu diajarkan dan dilatih sejak dini. Jika pembelajaran literasi (membaca dan menulis) sejak awal tidak kuat, maka pada tahap selanjutnya seseorang akan mengalami kesulitan dalam kemampuan membaca dan menulis yang memadai.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kiat Sukses Menembus Gramedia Ala Amir Faisal

Minimnya Perlindungan Profesi Guru

Menanti Kereta Cepat Impian Rakyat